A. PENDAHULUAN
Adiwiyata, secara internasional disebut pula dengan
Green School adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam
rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam
upaya pelestarian lingkungan hidup. Diharapkan setiap warga sekolah ikut
terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindari
dampak lingkungan yang negatif. Lingkungan yang bersih dan sehat tentunya
menjadi dambaan institusi pendidikan kapanpun dan dimanapun. Lingkungan sekolah
yang bersih dan sehat juga mencerminkan keberadaan warga sekolah yang ada mulai
dari siswa, guru, staf, karyawan, unsur pimpinan sekolah bahkan sampai orang
tua siswa. Sangatlah tepat, himbaun yang mengatakan bahwa tanggung jawab
penciptaan lingkungan yang bersih dan sehat merupakan kewajiban dan tangggung
jawab bersama.
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan upaya
untuk mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau
elemen masyarakat termasuk sekolah yang bertujuan meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu
permasalahan lingkungan. Semua itu pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat
terutama warga sekolah SD Negeri Mojoroto 1 Kediri untuk berperan aktif dalam
upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan generasi sekarang dan yang akan datang.
SD Negeri Mojoroto 1 Kediri ini berkolasi di Jalan
Jaksa Agung suprapto no. 12 Kelurahan Mojoroto, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri
. Sekolah ini mempunyai luas lahan 4400 meter persegi, sekitar 60% dari lahan
tersebut sudah diakai untuk bangunan gedung-gedung sekolah yang Sebagian berlantai
dua. dengan jumlah guru dan pegawai 12 serta siswa 170 siswa setiap tahunnya. Lokasinya agak masuk,
sekitar 200 meter dari jalan protokol, hanya berjarak 2 Km meter dari pusat
pemerintahan kota Kediri, terletak di pertengahan kota yang penduduknya
padat.
Sebagai salah satu satuan pendidikan di Indonesia,
tentunya Negeri Mojoroto 1 Kediri
menyelenggarakan pendidikan mengacu pada delapan standar nasional
pendidikan. Sebagaimana pengertian pendidikan itu, yaitu usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh
karena itu, SD Negeri Mojoroto 1 Kediri selalu berupaya dengan kesadaran penuh
untuk meningkatkan kondusifitas kegiatan guru, kualitas pembelajaran, kemananan
dan kenyamanan siswa, serta lingkungan yang sehat.
Dengan kondisi seperti letak sekolah ditengah kota,
lahan yang sempit, sebagian gedung bertingkat dan jumlah siswa yang tidak
sesuai dengan luas lahan, tentunya ada potensi dan masalah-masalah yang
dihadapi sekolah termasuk permasalahan lingkungan hidup. Terkait lingkungan
hidup SD Negeri Mojoroto 1 Kediri sudah melaksanakan program secara khusus
karena permasalahan lingkungan hidup merupakan hal yang sangat penting sebagai
pendukung kenyamanan dalam kegiatan proses pembelajaran.
Adiwiyata adalah sebuah program nasional di Indonesia
yang bertujuan untuk mendorong sekolah-sekolah di seluruh Indonesia untuk
melakukan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara aktif.
Program ini diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai
upaya untuk mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup dalam sistem
pendidikan nasional.
Tujuan utama dari program Adiwiyata adalah;:1)
Mengedukasi siswa tentang pentingnya pelestarian lingkungan hidup dan
pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan; 2) Mendorong sekolah untuk
menerapkan prinsip-prinsip lingkungan hidup dalam kegiatan sehari-hari di
sekolah, seperti pengelolaan sampah, konservasi air, dan konservasi energi; 3)
Mengembangkan kesadaran dan sikap peduli terhadap lingkungan hidup di kalangan
siswa, guru, dan seluruh anggota sekolah.
Program Adiwiyata juga memberikan penghargaan berupa
pengakuan kepada sekolah yang berhasil menerapkan prinsip-prinsip Adiwiyata
dengan baik melalui pemberian sertifikat Adiwiyata. Hal ini juga dapat
meningkatkan citra dan prestise sekolah di mata masyarakat karena dianggap
berkontribusi positif dalam pelestarian lingkungan hidup. Secara keseluruhan,
Adiwiyata menjadi salah satu inisiatif penting dalam mendukung pendidikan
lingkungan hidup di Indonesia dan mempersiapkan generasi muda untuk menjadi
agen perubahan dalam menjaga kelestarian lingkungan.
B.
IDENTIFIKASI
POTENSI DAN MASALAH
Tabel 1 dibawah ini merupakan
hasil Identifikasi Potensi dan Masalah Lingkungan Hidup di SD Negeri Mojoroto 1
Kediri
IPLMH
SD NEGERI MOJOROTO 1
NO. |
LINGKUNGAN |
IDENTIFIKASI |
PENERAPAN PRLH |
|
POTENSI |
MASALAH |
|||
I. INTERNAL SEKOLAH |
||||
1 |
Luas Lahan |
Luas lahan yang sempit memicu warga sekolah berusaha
mencari inovasi-inovasi untuk mengefektifkan setiap lahan/ ruang |
o Luas lahan
yang sempit menimbulkan permasalahan, kurangnya tempat lahan untuk tanaman
maupun tamanisasi o
Banyaknya got-got mempersempit halaman sekolah,
perlu penangangan yang matang dalam upaya penanganan drainase |
Penerapan perilaku ramah lingkungan hidup di sekolah dikelompokkan
menjadi beberapa aspek: a. Drainase/ biopori b. Sanitasi dan kebersihan lingkungan c. Pengolahan sampah d. Pemeliharaan tanaman e. Konservasi air, koservasi energi f. Inovasi (penggunaan bahan bekas pakai sebagai media pembelajaran dan
projek peserta didik dalam implementasi P5) |
2 |
Gedung
Sekolah Banyak beratap rendah |
Intensitas cahaya yang masuk ke dalam gedung cenderung rendah |
o Mengganggu proses pembelajaran dalam ruangan o Menyalakan lampu pada siang hari karena cahaya dalam gedung kurang
maksimal o Lampu yang dinyalakan pada malam hari kadang lupa/malas dimatikan |
|
3 |
Fasilitas Lainnya |
Kantin sekolah ramah lingkungan dengan akses dari sekolah lain (kompleks)
dengan beragam jenis makanan dan minuman yang menarik minat peserta didik |
o Memicu banyak sisa bungkus makanan (organik maupun anorganik) |
|
|
|
Memiliki 3
toilet/kamar mandi untuk siswa dan 1 untuk guru sangat memadai |
o Air untuk
mengisi bak toilet kadang-kadang lupa dimatikan sampai air meluap terbuang
percuma o Lampu di
toilet/kamar madi siswa kadang-kadang lupa dimatikan. |
|
|
|
o Memiliki
tempat cuci tangan/wastafel di depan masing-masing ruang kelas o Memiliki
tempat wudhu dengan beberapa kran air |
o Kadang-kadang
air kran tidak disesuaikan volume air kran o Kadang-kadang
lupa dimatikan air krannya atau krannya rusak tetapi tidak dilaporkan ke
petugas pengelola. |
|
|
|
Memiliki tempat sampah terpilah |
Tempat
penampungan sampah kadang tidak memadai apalagi sisa sampah kadang-kadang
masih banyak meskipun sampah plastiknya sudah dipilah. |
|
|
|
Memiliki
taman sekolah, tanaman peneduh (hutan sekolah) yang terawat
dengan baik |
Hasil
perawatan yang rutin dilakukan menimbulkan banyaknya sampah organik |
|
4 |
Kurikulum |
Sekolah mengintegrasikan
pendidikan yang ramah lingkungan hidup sesuai kurikulum yang berlaku. |
Sekolah
diwajibkan mengupdate perangkat kurikulum agar sesuai dengan PRLH, ini
memerlukan waktu dan pikiran |
o Intrakurikuler
(RPP/Modul Ajar) o Kokurikuler
(P5 o
Budaya sekolah (Pembiasaan hidup bersih) |
5 |
Program gaya hidup berkelanjutan dalam implementasi P5 |
Program gaya hidup berkelanjutan sejalan dengan Adiwiyata |
Dalam aktivitas sehari-hari disekolah cenderung banyak menyisakan sampah
(organik dan anorganik) |
Penggunaan dan pemanfaatan bahan bekas pakai sebagai media pembelajaran
dan projek bagi peserta didik dalam implementasi P5 |
II. LINGKUNGAN INTERNAL
SEKOLAH |
||||
|
|
Sekolah terletak di tengah pusat pemerintahan dan berdekatan dengan
kantor-kantor dinas-dinas terkait seperti; Pengadilan Negeri, Lembaga
Pemasyarakatan, Polres, Panti Sosial, Polisi Militer, Pusat/ komplek sekolah
dan Perkampungan penduduk |
o
Polusi udara akibat
kendaraan bermotor yang berlalu lalang di depan sekolah o Kadang-kadang warga sekitar membuang sampah sembarangan di jalan menuju
sekolah |
Kemitraan dengan Pihak Eksternal |
C.
PRLH (Perilaku Ramah Lingkungan
Hidup)
Pendidikan Lingkungan Hidup di sekolah dapat
dikelompokkan ke dalam enam klasifikasi berikut, yang mencakup berbagai aspek
penting beserta penerapannya dalam mempromosikan perilaku ramah lingkungan di
kalangan siswa:
1. Melakukan Drainase, Sanitasi, dan
Kebersihan Lingkungan:
- Aspek:
Kegiatan ini fokus pada pemahaman tentang pentingnya menjaga drainase yang
baik, sanitasi yang sesuai, dan kebersihan lingkungan secara umum.
- Contoh
Penerapan:
- Pengajaran
tentang pentingnya menjaga saluran air agar tidak tersumbat, menghindari
pencemaran sungai dan laut dengan sampah plastic (intrakuriluker)
- Kegiatan
rutin menjaga kebersihan lingkungan sekolah, seperti kebersihan toilet,
fungsi sanitasi, dan drainase . (budaya sekolah)
- Pembuatan
berbagai inovasi terkait drainase, sanitasi dan kebersihan lingkungan,
seperti semua got tertutup tiap jarak 4 meter dibuatkan bak control dan
biopori sebagai resapan air. (melalui kegiatan ekstrakurikuler sispala,
P5)
2. Pengelolaan Sampah Organik
dan Sampah Plastik.
- Aspek:
Mengajarkan cara-cara yang tepat dalam mengelola sampah organic dan sampah
plastic untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan,bahkan
mendapatkan manfaatnya.
- Contoh
Penerapan:
- Program
daur ulang di sekolah, seperti pemisahan sampah organik dan non-organik.
- Penggunaan
barang-barang sekolah yang ramah lingkungan, pemakaian botol minum
(tumbler) yang dapat diisi ulang, diupayakan pembungkus makanan memakai
daun
- Pembuatan
berbagai inovasi terkait pengelolaan sampah plastik maupun organic menjadi
barang seni (Mapel Prakraya, Seni Wajah Plastik /kegiatan P5).
- Kerjasama
dengan pihak eksternal seperti DLHKP dan bank sampah
3. Pemeliharaan Tanaman:
- Aspek:
Mendorong siswa untuk terlibat dalam penanaman dan pemeliharaan tanaman
sebagai bentuk pelestarian lingkungan.
- Contoh
Penerapan:
- Pembibitan
(Sispala dan Pelajaran IPA)
- Program
wajib 1 anak 1 pohon .
- Pembuatan
taman sekolah atau kebun sayur yang dikelola oleh siswa.
- Pelatihan
mengenai pembuatan kompos, POC , ecoenzim dan penggunaan penggunaan pupuk
organik.
4. Konservasi Air:
- Aspek:
Mengajarkan prinsip-prinsip konservasi air dan menghargai sumber daya air
yang terbatas.
- Contoh
Penerapan:
- Pengajaran
tentang cara menghemat air di sekolah dan di rumah.
- Kampanye
penyadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan dan ketersediaan air
bersih bagi lingkungan hidup.
- Inovasi
tentang konversi air pada bak kamar mandi, wastafel
4. Konservasi Energi (Listrik):
- Aspek:
Memahamkan pentingnya penggunaan energi secara efisien dan pengurangan
emisi karbon.
- Contoh
Penerapan:
- Pemasangan
lampu hemat energi
- Memakai
sepeda ke sekolah
- Program
edukasi tentang kebutuhan untuk mengurangi konsumsi energi di sekolah dan
mengenai energi terbarukan.
5. Inovasi pada
PRLH
Dalam rangka ikut melestarikan fungsi lingkungan hidup
serta mendukung program adiwiyata, SD Negeri Mojoroto 1 Kediri telah melakukan
upaya dan beberapa inovasi untuk mendorong siswa untuk mengembangkan ide-ide
kreatif dan solusi inovatif dalam mendukung keberlanjutan lingkungan.
Inovasi-inovasi ini dilakukan sebagai solusi permasalahan-permasalahan yang
diidentifikasi terkait lingkungan hidup
Inovasi-inovasi yang sudah dilakukan adalah sebagai
berikut:
- Pengadaan
Biopori
Biopori adalah lubang kecil yang dibuat secara alami
atau buatan untuk meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah. Lubang ini dibuat
dengan diameter sekitar 10-15 cm dan kedalaman hingga 40 cm, biasanya
menggunakan alat sederhana seperti linggis atau bor tangan. Manfaatnya termasuk
mengurangi genangan air, meningkatkan penyediaan air tanah, serta memperbaiki
kualitas tanah dengan memfasilitasi pergerakan udara dan nutrisi. Biopori juga
membantu mengurangi risiko banjir dan erosiasi tanah, serta mendukung
pertumbuhan tanaman yang sehat di sekitar area yang ditanami.
Untuk menambah kelembaban tanah disekitaran lingkungan
sekolah. Maka, sekolah membuat lubang biopori dibeberapa tempat sebanyak 6
titik baik ditiap bak kontrol saluran sanitasi maupun di taman sekolah.
- Pembuatan
Sumur Resapan
Sumur resapan adalah struktur yang dirancang untuk
menyerap air hujan ke dalam tanah secara perlahan. Sumur ini dibuat sedemikian
rupa sehingga memungkinkan air meresap ke dalam tanah dan mengisi kembali
lapisan air tanah. Manfaat utamanya adalah mengurangi genangan air, mencegah
banjir, meningkatkan ketersediaan air tanah, serta mempertahankan kelembaban
tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat. Sumur resapan juga
membantu mengurangi erosi permukaan tanah dan mengurangi beban sistem drainase
perkotaan.
- Pembuatan
Eco Enzim
Eco Enzim adalah larutan yang mengandung campuran
enzim alami yang dihasilkan dari bahan-bahan organik seperti buah-buahan,
sayuran, atau limbah dapur lainnya yang difermentasi. Enzim-enzim ini memiliki
kemampuan untuk memecah molekul organik kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana, yang berguna dalam berbagai aplikasi rumah tangga dan pertanian.
Manfaat Eco Enzim meliputi penggunaannya sebagai pembersih ramah lingkungan
yang efektif untuk menghilangkan noda dan bau tidak sedap tanpa bahan kimia berbahaya,
pupuk organik yang meningkatkan kualitas tanah dan nutrisi tanaman, pengendali
bau dalam kompos dan limbah, pengolah limbah organik yang mendukung pengurangan
limbah dan perlindungan lingkungan, serta akselerator dalam proses pengomposan
untuk menghasilkan pupuk kompos berkualitas tinggi. Eco Enzim merupakan solusi
multifungsi yang berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan pertanian
organik.
Pembuatan Eco Enzim dalam kegiatan Projek Penguatan
Pelajar Profil Pancasila (P5) di SD Negeri Mojoroto 1 Kediri dengan Gaya Hidup
Berkelanjutan merupakan langkah inovatif dalam pengelolaan sampah organik untuk
meningkatkan karakter dan kesadaran lingkungan siswa. Proses dimulai dengan
pengumpulan limbah organik dari sekolah, seperti sisa-sisa buah, sayur, dan
limbah dapur lainnya. Limbah-limbah ini kemudian difermentasi dengan bantuan
mikroorganisme untuk menghasilkan campuran enzim alami.
Dalam konteks inovasi perilaku ramah lingkungan, siswa
terlibat langsung dalam setiap tahap proses, dari pengumpulan limbah hingga
proses fermentasi. Mereka mempelajari pentingnya pengelolaan limbah organik
secara efektif sebagai upaya untuk mengurangi jejak karbon dan meningkatkan
kualitas lingkungan sekolah. Selain itu, mereka belajar tentang manfaat Eco
Enzim sebagai alternatif ramah lingkungan dalam pembersihan, pengendalian bau,
dan pembuatan pupuk organik.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan pendidikan praktis
tentang pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, tetapi juga
mempromosikan nilai-nilai seperti tanggung jawab sosial dan kepedulian
lingkungan. Melalui proyek ini, siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan
praktis dalam pengelolaan limbah organik, tetapi juga membangun kesadaran akan
pentingnya berperan aktif dalam melestarikan lingkungan hidup bagi generasi
mendatang.
- Pembuatan
POC
POC atau Pupuk Organik Cair adalah jenis pupuk yang
terbuat dari bahan-bahan organik alami yang difermentasi menjadi bentuk cair.
POC SD Negeri Mojoroto 1 Kediri dibuat dengan memanfaatkan limbah tumbuhan
sisa-sisa makanan di kantin sekolah dan sampah organik lainnya yang mudah
terurai. Proses fermentasi ini dilakukan untuk menghasilkan larutan yang kaya
akan nutrisi dan mikroorganisme baik yang berguna bagi tanaman.
Keunggulan POC antara lain kemampuannya untuk
meningkatkan kesuburan tanah secara alami, memperbaiki struktur tanah, serta
meningkatkan daya serap tanaman terhadap nutrisi. POC juga umumnya ramah
lingkungan karena menggunakan bahan-bahan organik dan tidak mengandung bahan
kimia berbahaya.
Penggunaan POC dapat menjadi salah satu solusi dalam
pertanian organik atau sebagai alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada
pupuk kimia sintetis.
POC (Pupuk Organik Cair) dibuat dengan menggunakan
tong atau drum yang didesain khusus agar proses fermentasi berjalan dengan
baik, ditempatkan di area yang terlindung dari sinar matahari langsung dan
hujan. Proses fermentasi membutuhkan waktu beberapa minggu, dengan pentingnya
ventilasi yang cukup untuk mengurangi risiko gas beracun. Setelah proses
selesai, larutan POC disaring dan disimpan dalam wadah tertutup untuk menjaga
kebersihan dan kualitasnya
Pembuatan POC bertujuan untuk mengubah limbah organik
menjadi pupuk yang meningkatkan kesuburan tanah secara alami. Hal ini
mengurangi pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan limbah tanaman dan hewan
yang akan dibuang. POC juga membantu mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia
sintetis, meningkatkan retensi air tanah, dan mendukung keberlanjutan pertanian
dengan memperbaiki kesehatan tanah dan meminimalkan dampak negatif terhadap
ekosistem.
- Pemasang
Label Tanaman
Label tanaman di sekolah merupakan sistem identifikasi
untuk mengidentifikasi dan melacak informasi mengenai tanaman yang ada di
sekolah. Label tersebut ditempatkan di sekitar tanaman atau pot tempat tanaman
tersebut ditanam.
Tujuan utama dari label tanaman di sekolah antara
lain:
Identifikasi
Tanaman
Label membantu mengenali jenis, spesies, atau varietas tanaman, terutama jika
terdapat banyak tanaman serupa dalam satu lokasi.
Penyediaan
Informasi
Label sering mencakup nama ilmiah, nama umum, dan detail tambahan seperti asal
tanaman, kebutuhan cahaya, penyiraman, dan perawatan.
Pendidikan
Dalam kebun botani, sekolah, atau tempat edukasi lainnya, label digunakan untuk
mendidik pengunjung tentang tanaman.
Organisasi
Kebun atau Lahan
Membantu dalam pengaturan dan penempatan tanaman, terutama dalam taman yang
kompleks.
Estetika
dan Informasi untuk Pengunjung
Memberikan sentuhan profesional pada taman atau kebun dan memudahkan pengunjung
untuk belajar tentang tanaman yang mereka lihat.
Penghindaran
Kesalahan Perawatan
Label mencegah perawatan yang salah akibat identifikasi tanaman yang keliru.
Penggunaan
label tanaman di sekolah tidak hanya bermanfaat dalam hal pendidikan dan
pengelolaan lingkungan, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan keanekaragaman
hayati dan pentingnya merawat tanaman untuk keseimbangan ekosistem.
1.
Pengolahan
Sampah Plastik Menjadi Ecobrick
Sampah plastik merupakan salah
satu masalah lingkungan terbesar di dunia karena sifatnya yang sulit terurai
secara alami. Untuk mengatasi permasalahan ini, pengolahan sampah plastik
menjadi ecobrick menjadi solusi yang inovatif dan berkelanjutan. Ecobrick
adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah plastik non-organik hingga
membentuk material yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan konstruksi.
Proses ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah plastik yang berakhir di tempat
pembuangan akhir, tetapi juga memberikan nilai tambah dengan menciptakan bahan
bangunan yang ramah lingkungan.
Proses pembuatan ecobrick cukup
sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Pertama, sampah plastik dipilah
berdasarkan jenisnya untuk memastikan bahwa tidak ada bahan berbahaya yang
masuk ke dalam botol. Kemudian, plastik tersebut dipotong kecil-kecil agar
lebih mudah dimasukkan dan dipadatkan ke dalam botol plastik. Dengan
menggunakan tongkat atau alat serupa, plastik dalam botol ditekan secara
perlahan hingga tidak menyisakan ruang kosong. Setelah penuh dan padat,
ecobrick siap digunakan sebagai bahan konstruksi yang tahan lama, seperti untuk
membuat kursi, meja, atau bahkan dinding bangunan.
Selain memberikan solusi terhadap
masalah sampah, pembuatan ecobrick juga memiliki manfaat sosial dan edukasi.
Program ini sering dijadikan kegiatan komunitas untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah. Melalui gerakan ini,
masyarakat diajak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan cara sederhana
namun berdampak besar. Ecobrick tidak hanya menjadi simbol inovasi ramah
lingkungan, tetapi juga mencerminkan upaya kolektif dalam menjaga keberlanjutan
bumi untuk generasi mendatang.
Ecobrick dalam permainan bowling |
|
2.
Kayu Bekas Menjadi Tongkat dan Permainan Gaco
Kayu bekas seringkali dianggap
tidak berguna dan hanya menjadi limbah, padahal dengan sedikit kreativitas,
material ini dapat diolah menjadi produk yang bernilai. Salah satu cara
pengolahan kayu bekas adalah dengan mengubahnya menjadi tongkat dan permainan
tradisional gaco. Proses ini tidak hanya mengurangi limbah kayu yang berpotensi
mencemari lingkungan, tetapi juga membantu melestarikan budaya lokal melalui
permainan tradisional yang semakin langka. Pemanfaatan kayu bekas sebagai bahan
dasar juga memberikan alternatif yang ekonomis dan ramah lingkungan untuk
menciptakan produk yang fungsional dan bernilai seni.
Proses pengolahan dimulai dengan
pemilahan kayu bekas yang masih layak digunakan, seperti kayu palet, peti, atau
kayu bekas bangunan. Kayu tersebut kemudian dipotong sesuai ukuran yang
dibutuhkan dan dihaluskan menggunakan alat seperti amplas agar permukaannya
rata dan aman digunakan. Untuk pembuatan tongkat, kayu dibentuk memanjang
dengan desain ergonomis sesuai kebutuhan pengguna. Sedangkan untuk permainan
gaco, kayu dipotong menjadi ukuran kecil, diberi bentuk tertentu, dan sering
kali dihias agar lebih menarik. Tahap akhir adalah finishing, yang melibatkan
pewarnaan atau pelapisan kayu agar lebih awet dan terlihat estetis.
Selain menciptakan produk yang
bermanfaat, pengolahan kayu bekas ini juga mendukung pelestarian permainan
tradisional seperti gaco yang mengandung nilai sejarah dan budaya. Proyek ini
sering kali menjadi kegiatan komunitas atau pelatihan kreatif untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang. Dengan memanfaatkan kayu
bekas, kita tidak hanya membantu mengurangi limbah tetapi juga melestarikan
kearifan lokal dan menciptakan produk ramah lingkungan yang dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
Balok kayu (gaco) untuk permainan engklek |
Bekas gagang sapu untuk permainan estafet |
3.
Pengolahan
Sedotan Plastik dan Cup Plastik Menjadi Kipas dan Tirai
Sedotan plastik dan cup plastik
seringkali menjadi limbah yang sulit dikelola karena penggunaannya yang sekali
pakai dan jumlahnya yang sangat besar. Namun, dengan kreativitas dan inovasi,
limbah ini dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat seperti kipas dan tirai.
Proses ini tidak hanya membantu mengurangi volume sampah plastik, tetapi juga
memberikan nilai ekonomis baru bagi limbah yang sebelumnya dianggap tidak
berguna. Dengan mengolah sedotan dan cup plastik menjadi produk kerajinan,
masyarakat dapat berkontribusi pada pengelolaan sampah yang lebih
berkelanjutan.
Proses pengolahan sedotan dan cup
plastik menjadi kipas atau tirai melibatkan beberapa langkah sederhana. Sedotan
plastik dipotong sesuai kebutuhan, kemudian dirangkai menggunakan benang atau
kawat untuk membentuk pola yang menarik. Untuk membuat kipas, rangkaian sedotan
dirakit bersama kerangka berbahan dasar bambu atau kayu, menciptakan desain
kipas yang ringan dan fungsional. Sementara itu, cup plastik biasanya dipotong
menjadi lembaran kecil, lalu dikaitkan membentuk panel-panel tirai. Proses ini
sering kali melibatkan sentuhan seni, seperti pewarnaan atau penambahan
aksesori, sehingga hasil akhirnya tidak hanya fungsional tetapi juga estetis.
Kerajinan dari sedotan dan cup
plastik memiliki manfaat ganda, yaitu sebagai solusi pengelolaan limbah
sekaligus peluang usaha kreatif. Selain mengurangi dampak lingkungan, produk
ini dapat dijual untuk menghasilkan pendapatan tambahan bagi komunitas atau
individu yang membuatnya. Aktivitas ini juga memiliki nilai edukasi,
mengajarkan masyarakat tentang pentingnya daur ulang dan kreativitas dalam
memanfaatkan limbah. Dengan pengolahan ini, sedotan dan cup plastik yang
biasanya menjadi sumber polusi dapat diubah menjadi karya seni yang bermanfaat
dan mendukung pelestarian lingkungan.
Tirai dari cup bekas |
Kipas dari sedotan plastik |
D.
MOU (KESEPAKATAN KERJA SAMA) DENGAN
PIHAK EKSTERNAL
Dalam kaitan pengelolaan lingkungan hidup SD Negeri
Mojoroto 1 Kediri bekerja sama dengan pihak eksternal, beberapa diantaranya
dibuatkan Surat Kesepakatan Kerja Sama (MoU). Kerja sama dengan pihak eksternal
dalam pengelolaan lingkungan hidup sangat penting karena memanfaatkan sumber
daya dan keahlian yang beragam, meningkatkan efisiensi tindakan, mendorong
inovasi teknologi, dan memperluas pengetahuan. Ini juga mendukung kepatuhan
terhadap regulasi, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan memastikan
implementasi praktik berkelanjutan dalam perlindungan lingkungan secara holistik.
Dengan demikian, kerja sama dengan pihak eksternal bukan hanya menguntungkan
dalam hal mengatasi tantangan lingkungan hidup secara lebih efektif, tetapi
juga memberikan kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya yang lebih luas dan
menciptakan dampak yang lebih besar dalam perlindungan lingkungan bagi generasi
mendatang.
I.
Kerja Sama Pengolahan Limbah Sampah
di Sekolah dengan DLHKP serta Manfaatnya
Kerja sama antara sekolah dan Dinas Lingkungan Hidup,
Kebersihan, dan Pertamanan (DLHKP) dalam pengolahan limbah sampah menjadi
langkah strategis untuk mendukung pendidikan lingkungan hidup sekaligus
mengatasi masalah sampah secara berkelanjutan. Dalam program ini, DLHKP
memberikan pendampingan kepada sekolah terkait manajemen sampah, seperti
pemilahan, pengolahan organik dan non-organik, serta pengembangan produk daur
ulang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa dan seluruh
warga sekolah terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sejak usia
dini.
Manfaat utama dari kerja sama ini adalah terciptanya
budaya ramah lingkungan di lingkungan sekolah. Dengan pendampingan DLHKP, siswa
diajarkan untuk memilah sampah organik dan non-organik, serta mengolahnya
menjadi produk bermanfaat seperti kompos, ecobrick, atau kerajinan tangan.
Selain itu, program ini juga membantu sekolah mengurangi volume sampah yang
dibuang ke tempat pembuangan akhir, sehingga berkontribusi langsung pada upaya
pelestarian lingkungan. Secara tidak langsung, siswa juga dilatih untuk bertanggung
jawab terhadap limbah yang mereka hasilkan.
Kerja sama ini memberikan dampak positif yang lebih
luas, baik untuk lingkungan maupun masyarakat sekitar. Sekolah dapat menjadi
contoh penerapan manajemen sampah yang efektif, sekaligus mendorong
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam mendukung program lingkungan.
Selain itu, program ini dapat membuka peluang ekonomi kreatif melalui hasil
produk daur ulang yang bernilai jual. Dengan sinergi antara sekolah dan DLHKP,
tujuan menciptakan generasi yang peduli terhadap lingkungan dan mampu mengelola
limbah secara mandiri dapat terwujud dengan lebih efektif.
II.
Kerjasama Pengolahan
Kebersihan Sanitasi di Sekolah dengan Puskesmas
Kerjasama
antara sekolah dan Puskesmas dalam pengelolaan kebersihan dan sanitasi
bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan mendukung perkembangan
siswa secara holistik. Program ini mencakup kegiatan edukasi tentang pentingnya
kebersihan, pelatihan pengelolaan limbah, hingga penerapan standar sanitasi di
lingkungan sekolah. Puskesmas berperan sebagai mitra strategis yang memberikan
pendampingan teknis, seperti pelatihan penggunaan fasilitas sanitasi yang aman,
pengendalian penyakit, serta penanganan darurat kesehatan lingkungan.
Manfaat
utama dari kerjasama ini adalah peningkatan kesadaran siswa dan tenaga pendidik
tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan. Melalui kampanye dan pelatihan
yang diselenggarakan bersama Puskesmas, siswa belajar menjaga kebersihan diri,
seperti mencuci tangan dengan benar, menjaga kebersihan toilet, serta membuang
sampah pada tempatnya. Selain itu, pihak sekolah juga didorong untuk
menyediakan fasilitas sanitasi yang layak, seperti toilet bersih, tempat cuci
tangan dengan sabun, dan sistem pengelolaan limbah yang efektif.
Kerjasama ini memberikan dampak jangka panjang, baik bagi individu maupun lingkungan sekolah secara keseluruhan. Dengan lingkungan yang bersih dan sehat, risiko penyebaran penyakit, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan, dapat diminimalkan. Selain itu, kebiasaan hidup bersih yang ditanamkan sejak dini akan menjadi modal penting bagi siswa untuk menerapkan gaya hidup sehat di masa depan. Kolaborasi ini tidak hanya mendukung proses belajar-mengajar, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan generasi yang peduli terhadap kesehatan dan kebersihan lingkungan.
E.
PENUTUP
- Kesimpulan
Sekolah Adiwiyata dan Pendidikan Lingkungan Hidup
(PLH) merupakan merupakan salah satu cara untuk mencetak manusia pada umumnya
dan generasi muda khususnya untuk lebih peduli dan mencintai alam. Dengan
penanaman nilai-nilai cinta lingkungan/pola hidup untuk bersih dan sehat sejak
dini diharapkan nantinya sudah merupakan kebiasaan-kebiasaan yang tidak asing
lagi untuk dillakukan baik dilingkungan sekolah, di rumah maupun di masyarakat.
Dibutuhkan rencana aksi lingkungan dalam jangka
Panjang dan jangka pendek dalam menyelesaikan semua permasalahan lingkungan
yang ada di SD Negeri Mojoroto 1. Rencana aksi lingkungan akan dibuat dan di
program oleh Tim Adiwiyata SD Negeri Mojoroto 1 bersama Kepala Sekolah, Dewan
Komite Sekolah, pengawas sekolah, seluruh pendidik, dan tenaga kependidikan di SD
Negeri Mojoroto 1.
- Saran
Sekolah-sekolah yang ada harus secara bertahap menuju
ke Sekolah Adiwiyata, karena dengan begitu generasi muda akan ikut serta dalam
usaha menjaga sekaligus menyelamatkan alam ini.
Tekad dan semangat akan cinta terhadap lingkungan
perlu ditanamkan sejak dini, maka program Adwiyata sekolah adalah hal yang
tepat dalam mengenalkan dan menerapakan kecintaan kita terhadap pelestarian
lingkungan hidup. SD Negeri Mojoroto 1 bertekad mewujudkan sekolah Adiwiyata
yang lebih baik dan semakin baik.